User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

Dari ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ (Bagian 3-Habis)

PATI – Beragam gagasan muncul dalam ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ kerja sama Universitas Muria Kudus (UMK), Pemerintah Kabupaten Pati, dan Suara Merdeka di Pendapa Kemiri, Rabu (10/6/2015) lalu.

Nafi’ul Haris, salah satu peserta mengatakan, ada beberapa hal yang bisa digarap serius secara bersama antara tiga institusi yang pemrakarsai kegiatan ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ ini.

‘’Bisa dengan membuat lomba menulis atau mendongeng berbahasa khas Pati, atau melakukan siaran radio dengan menggunakan bahasa tutur khas Pati,’’ ujar Haris yang aktif menulis artikel di berbagai media massa nasional.

Alumnus Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) ini menilai, siaran radio milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati menggunakan bahasa tutur khas daerah, adalah hal yang sangat realistis. ‘’Ini sangat realistis, apalagi di tengah gempuran bahasa urban melalui media sosial sebagaimana disebutkan sastrawan Puji Pistols,’’ paparnya.

Amir Machmur NS., Pemimpin Redaksi Suara Merdeka mengutarakan, media massa tempatnya bekerja, memberikan perhatian yang cukup besar bagi pelestarian bahasa lokal. ‘’Kami (Suara Merdeka-Red) memiliki rubrik ‘Kopi Muria’ yang menjadi ruang mengekspresikan dan melestarikan bahasa Pati,’’ katanya.


User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

UMK – Pembangunan suatu daerah dan bangsa, memerlukan dukungan banyak hal. Salah satunya adalah keamanan. Jika keamanan tidak terjamin, maka keberlangsungan pembangunan akan terganggu.

Wakil Direktur Pembinaan Masyarakat (Wadir Binmas) Polda Jawa Tengah AKBP Bambang Murdoko mengutarakan hal itu dalam paparannya mewakili Kepala Polda Jawa Tengah usai pelantikan Forum Kemitraan Polisi Masyarakat dan Mahasiswa (FKPMM) di Lantai IV Ruang Seminar Gedung Rektorat Universitas Muria Kudus (UMK), Selasa (9/6/2015).

‘’Keamanan adalah jaminan yang sangat penting bagi keberlangsungan pembangunan. Selain itu, tertibnya lingkungan karena keamanan yang kondusif, akan membawa dampak positif pada yang lain,’’ ujarnya.

Bambang yang menjabat Kepala Polres Kudus selama dua tahun empat bulan, mengemukakan, dibutuhkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kondusivitas, seperti Siskamling dan Forum Kemitraan Polisi Masyarakat dan Mahasiswa (FKPMM).

‘’Untuk menciptakan kondisi aman dan tertib, tidak mungkin dilakukan oleh polisi secara sepihak sebagai subyek dan masyarakat sebagai obyek. Melainkan harus dilakukan secara bersama melalui kemitraan antara keduanya,’’ paparnya.


User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active

Dari ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ (Bagian-2)

PATI – Gelaran ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ yang diselenggarakan kerjasama Universitas Muria Kudus (UMK), Pemerintah Kabupaten Pati, dan Suara Merdeka Rabu (10/6/2015), sungguh memberikan kesan luar biasa.

Tidak sekadar karena berbagai kalangan menyatu dalam forum tersebut, namun tempat yang dipilih Bupati Pati H. Haryanto SH. MM. M.Si. untuk menggelar acara ini pun sangat spesial, yakni Pendapa Kemiri.

‘’Agar kental nuansa budayanya. Pendapa Kemiri ini merupakan situs budaya yang telah berdiri sejak lama, yakni sekitar tahun 1292 Masehi,’’ terang Kasi Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pati, Soponyono S.Ag. MM.

Soponyono mengutarakan, meski ada beberapa bagian yang sudah direnovasi, seperti atap (genteng)-nya, namun Pendapa Kemiri masih didominasi oleh bangunan asli sejak dulu. ‘’Soko-soko jati di pendapa ini masih asli. Jadi umurnya sudah ratusan tahun,’’ lanjutnya menambahkan.

Amir Machmud NS. menyampaikan, dirinya membayangkan bahwa bahasa tutur khas Pati, pada saatnya bisa menjadi kosmopolitan dan eksotis, sehingga anak-anak muda tidak canggung atau malu menggunakan bahasa khas Pati sebagai bahasa komunikasi.

‘’Jangan ragu-ragu berkomunikasi menggunakan bahasa Pati. Saya sendiri dalam setiap kesempatan, selalu menggunakan bahasa tutur khas Pati meski tidak murni atau ada campurannya,’’ ungkapnya.


User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive

- Dari ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ (Bagian-1)

PATI – Tak jarang orang yang merasa daerahnya sendiri sebagai sesuatu yang kurang menarik dan tidak percaya diri berkomunikasi menggunakan bahasa tutur khas daerahnya, apalagi jika merantau di kota besar.

Namun itu ternyata tak berlaku bagi masyarakat Kabupaten Pati. Masyarakat di kabupaten yang dikenal dengan Bumi Minatani ini, begitu bangga terhadap bahasa tuturnya. Sehingga, ketika bertemu dengan sesama warga Pati di luar kota atau bahkan luar negeri, maka keakraban akan sangat nampak dengan pembicaraan dan candaan dengan bahasa khasnya.

Itulah kesan yang disampaikan Bupati Pati H. Haryanto, SH. MM. M.Si. di depan sekitar 80 peserta yang hadir dalam ‘’Njagong Bareng Padonan Khas Pati’’ kerjasama Universitas Muria Kudus (UMK), Pemerintak Kabupaten Pati, dan Suara Merdeka di Pendapa Kemiri pada Rabu (10/6/2015).

‘’Bahasa Jawa, termasuk di dalamnya bahasa tutur khas Pati, memiliki kekhususan tersendiri. Saya senang, karena masyarakat Pati tidak melupakan bahasa tutur daerahnya,’’ katanya saat menyampaikan sambutan di forum tersebut.

Dalam forum yang antara lain dihadiri Dr. A. Hilal Madjdi M.Pd. (Wakil Rektor I), Drs. Muh Syafei M.Pd. (Wakil Rektor IV), Amir Machmud NS. (Pemimpin Redaksi Suara Merdeka), para pejabat teras Pati, dinas/instansi, sastrawan-budayawan, dan mahasiswa, Bupati pun menceritakan bahwa dirinya baru saja melakukan teleconference dengan warga Pati di luar negeri.