Fakultas Pertanian UMK Pelopori Penggunaan Pupuk Organik

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

UMK-Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (FP UMK) saat ini tengah memproduksi pupuk organik. Bahannya terbuat dari daun-daunan yang berasal dari tanaman di lingkungan kampus UMK. Selain daun, sebagai bahan utama, pembuatan pupuk organik dicampuri kotoran ternak sebagai tambahan. “Setiap hari kami mengumpulkan sersah (daun) untuk kami proses menjadi kompos,” jelas Ir. Supari, MP, dosen advisor pupuk organik dari Fakultas Pertanian  UMK.
Menurut Supari, setiap hari sampah daun dari lingkungan kampus bisa mencapai 10 karung sampah. “Bayangkan kalau setiap hari saja 10 karung, satu bulan bisa mencapai berapa ?,”tanyanya.
Setelah sersah terkumpul, kemudian dilakukan proses pencacahan. Setelah pencacahan selesai, sersah dicampur dengan kotoran sapi dan EM-4 (Effective Mikroorganism  4). “Penggunaan EM-4 akan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme pathogen. Selain itu, meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi,”tambah Supari.

Kompos ini, menurut Supari, lebih bagus dari kompos organik lainnya. Karena lebih seimbang kandungannya. Penggunaan kompos ini juga akan memperbaiki stuktur tanah, baik sifat fisik maupun sifat kimiawinya. “Jika stuktur tanah baik, airasi tanah juga akan menjadi baik dan akhirnya pertumbuhan akan menjadi baik pula,” jelas Supati.
Pupuk kompos ini sudah dipakai pada lahan pertanian organik di Jekulo dengan hasil yang sangat memuaskan. Selain itu juga digunakan pada tempat sampah takakura. Keranjang Takakura dirancang untuk mengolah sampah organik di rumah tangga. Sampah organik setelah dipisahkan dari sampah lainnya, diolah dengan memasukkan sampah organik tersebut ke dalam keranjang Takakura. Bakteri yang terdapat dalam kompos organik buatan FP UMK akan menguraikan sampah menjadi kompos, tanpa menimbulkan bau dan tidak mengeluarkan cairan. “Keranjang Takakura sudah menjadi popoler di masyarakat,” kata Supari menegaskan. (Harun/Portal)