UMK – Universitas Muria Kudus (UMK) teken MoU dengan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (Unipa Surabaya), Kamis (16/03/2023) di Surabaya. MoU ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kerjasama serta mempererat hubungan antar-kedua universitas.
Rektor UMK Prof. Dr. Ir. Darsono M.Si. dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas penyambutan dan penerimaan yang hangat dari Unipa Surabaya. Ia berharap, kerjasama yang telah terjalin dapat menaungi kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh segenap fakultas yang ada di UMK dengan Unipa Surabaya.
“Salah satunya dari Program Studi Bimbingan Konseling (BK) yang sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Unipa Surabaya,” tutur Prof. Darsono.
Menanggapi hal itu, Wakil Rektor IV Unipa Surabaya Dr. Untung Lasiono S.E., M.Si. berharap agar Dekan, Kepala Lembaga maupun Kepala Departemen untuk segera menindaklanjuti kerja sama antara kedua universitas.
“Kami merupakan kampus Semangat Pagi yang memiliki icon Bunga Matahari, sehingga semangatnya selalu giat dan bergerak terus. Kami memiliki student body sebesar 8.000-an mahasiswa, sehingga sangat perlu untuk belajar lebih banyak juga dari Universitas Muria Kudus (yang memiliki student body sebesar 14.000-an mahasiswa) untuk menambah jumlah perolehan mahasiswa kami,” terangnya.
Usai penandatanganan MoU, Rektor UMK bersama jajaran pimpinan Unipa Surabaya melakukan penanaman pohon sebagai local wisdom dari Unipa Surabaya.
Adapun pohon yang ditanam yaitu berupa pohon Gandaria. Hal ini menjadi tradisi yang sudah sejak lama dijalankan oleh Adi Buana Surabaya ketika mendapatkan tamu kehormatan.
Absensi pohon hidup dari para tamu dan pejabat di negeri ini akan menghiasi kampus Semangat PAGI menjadi lebih hijau. Pohon Gandaria dengan nama latinnya Bouea Macrophylla Grifft secara simbolis ditanam oleh Prof. Darsono di depan Gedung Pascasarjana Unipa Surabaya.
Sebagai informasi, Unipa Surabaya memang dikenal sebagai universitas yang sangat tekun dalam merawat berbagai tanaman. Bahkan Uni[a Surabaya pernah berhasil memecahkan rekor muri saat melibatkan 218 pejabat yang menanam pohon, dan 52 jenis pohon yang salah satu diantaranya adalah pohon kepel yang bisa dibilang pohon langka (Humas-Linfokom)