Kabinet SBY Harus Pro Rakyat!

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

UMK-Isu hangat seputar rencana pembentukan kabinet presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kini kian panas dibicarakan mampir juga ke kampus Universitas Muria Kudus (UMK). Kelompok kritis para aktivis mahasiswa UMK juga tak mau ketinggalan mengomentari seputar pembentukan kabinet SBY yang rencananya mau diumumkan pada 21 Oktober nanti. Lalu bagaimana harapan para aktivis terhadap menteri-menteri yang akan mengisi kabinet SBY untuk mengemban tugas kenegaraan lima tahun mendatang?

Arief Khoerul Amir, anggota Resimen Mahasiwa (Menwa) UMK, menyatakan agar kabinet SBY nanti diisi oleh orang-orang

yang kapabel dibidangnya. Terutama mereka yang mau bekerja keras dan bertanggungjawab terhadap nasib rakyat. Arief tak mempersoalkan apakah orang tersebut berasal dari kalangan profesional atau politisi. “Yang penting mereka cepat merespon dan tanggap terhadap keluhan yang dialami oleh masyarakat, seperti ketika terjadi bencana gempa. Jadi, jangan menunggu bantuan saja, tetapi harus bergerak progresif. Jemput bola! Kalau perlu terjun langsung ke lokasi bencana, jangan hanya wacana-wacana saja, ungkap mahsiswa dari Fakultas Teknik ini.

Menurut Arief, pro rakyat mutlak bagi kabiner SBY. Sebab, di tengah deraan himpitan ekonomi yang semakin sulit, pemerintah sudah saatnya memiliki menteri yang benar-benar mau memperhatikan rakyatnya. Bila mereka hanya pandai berwacana, maka ini akan merepotkan SBY sendiri nantinya. Karena, SBY adalah harapan masyarakat luas. Bila meneterinya tak sesuai harapan, yang muncul adalah kekecewaan, ungkapnya.

Hal sama juga diungkapkan Dimas, mahasiswa Fakultas Ekonomi. Menurut Dimas, kapabilitas SDM bagi para menteri mutlak dibutuhkan. Jadi, jangan hanya dari kalangan politisi saja. Harapan saya sebenarnya tak muluk-muluk, karena waktu lima tahun adalah waktu yang pendek. Mustahil dalam jangka waktu itu bisa menyelesaikan segala persoalan yang ada. Karena itu, dengan pilihan pada kualitas dan kemampuan sesuai bidang (dengan mengesampingkan deal-deal politik), maka kabinet SBY akan mampu bekerja maksimal. Sehingga tidak seperti saat ini, justru banyak kasus-kasus yang muncul, tambah aktivis Sekam (Seni Kampus) UMK ini.

Dimas menekankan agar kualitas dan kemampuan sesuai bidangnya itu bisa menjadi tolok ukur SBY dalam menyusun kabinetnya. Bila tidak, yang terjadi akan seperti sekarang ini. Banyak hasil budaya dan kreativitas anak bangsa dicuri atau diklaim oleh bangsa lain. Sementara pemerintah hanya diam saja. Paling pemerintah mereka hanya mengecam, tak tahu harus berbuat apa. Ini kan, aneh!, tegasnya dengan mimic bertanya.

Ilham Faridsuny, anggota pecinta alam (Mapala) UMK, juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap pemerintahan SBY yang lebih banyak berpihak pada orang-orang besar. Saat ini yang terjadi kan keberpihakan pada mereka yang punya modal besar, sementara masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah kurang begitu diperhatikan. Banyak program yang seolah-olah memperhatikan rakyat kecil, tapi kenyataannya yang diuntung orang yang memiliki modal besar, ungkapnya.