Oleh H. Suparnyo
Gusjigang bukanlah kata yang asing bagi masyarakat Kudus. Ia adalah sebuah akronim yang telah menjadi spirit dalam kehidupan masyarakat Kota Kretek ini. Ngaji, Perilakunya Bagus, dan Pandai Berdagang (Gusjigang) telah menjadi “way of live” dinamika sosial kehidupan masyarakat.
Nilai-nilai filosofis dalam Gusjigang inilah, yang menjadikan Kudus sebagai kota kecil mendapatkan tempat terhormat di mata publik, lantaran dalam perjalanan sejarah bangsa, Kudus memiliki peranan besar bagi perjalanan kehidupan bangsa.
Dalam hal pendidikan, Kudus adalah salah satu barometer pengembangan pendidikan di Jawa Tengah, khususnya di Pantura timur provinsi ini, karena keberadaan berbagai perguruan tinggi yang ada, khususnya Universitas Muria Kudus (UMK), ratusan pesantren, dan level pendidikan lainnya.
Dalam hal pengembangan ekonomi, Kudus ditopang oleh keberadaan perusahaan-perusahaan besar skala nasional, bahkan internasional, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat relatif baik jika dibanding dengan beberapa kabupaten/kota sekitarnya.
Selain keberadaan berbagai perusahaan besar, banyak juga usaha kecil yang dikembangkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang juga mengambil peran besar dalam mengangkat perekonomian masyarakat.
Tingkat pengembangan keilmuan yang baik dan perekonomian yang mapan di Kudus, tentu tidak terbentuk dengan sendirinya. Namun ada nilai-nilai atau spirit yang berkontribusi bagi pengembangan itu semua.
Gusjigang, falsafah yang telah terinternalisasi pada alam pikiran masyarakat inilah, diakui atau tidak, telah menjadi inspirasi. Tidak sekadar menjadi cerdas, tetapi juga memiliki jiwa berdagang (entrepreneur) yang mumpuni.
Semangat itulah yang kemudian mengilhami UMK mengambil ‘’ruh’’ Gusjigang sebagai nilai-nilai warisan Kanjeng Sunan Kudus yang mesti diinternalisasikan kepada para generasi muda, khususnya mahasiswa UMK.
Nilai-nilai Gusjigang itu, di UMK, kemudian mengilhami adanya Keterampilan Wajib (KW) Kewirausahaan. Harapan yang tersemat dari KW Kewirausahaan, bahwa selepas lulus dari UMK, para alumni tidak sekadar menjadi pencari kerja, tetapi bisa membuka peluang kerja (usaha) sendiri bagi diri dan orang lain.
Karakter Gusjigang inilah yang mesti jadi pelajaran berharga, yang selanjutnya bisa diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Gusjigang ini menjadi teladan yang sangat penting, karena dengan itu seseorang didorong menjadi kreatif, mandiri, dan cerdas, namun tanpa menafikan nilai-nilai kesantunan (perilaku bagus). Wallahu a’lam. (*)
Dr. H. Suparnyo SH. MS.,
Penulis adalah Rektor Universitas Muria Kudus (UMK)
Pengumuman
Achim
StudentAchim
StudentAchim
StudentAchim
StudentAchim
StudeAchim
StudentAchim
StudentBob Stevenson
StdenAchim
StudentAchim
Student