UMK – Industri kreatif tas, sebagaimana industri kreatif lainnya, memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, tak terkecuali di sektor kerajinan (industri kreatif) tas di Kabupaten Kudus.
Hal itu nampak dari laporan kemajuan program Ipteks Bagi Produk Ekspor (IbPE) Universitas Muria Kudus (UMK), dengan dengan tim terdiri atas Drs. Masluri MM. (ketua) serta Pratomo Setiaji S.Kom M.Kom dan Arif Setiawan S.Kom M.Cs (anggota).
Menurut Masluri, dalam kurun lima tahun terakhir, kontrak dagang mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,8%. Hal itu sejalan dengan peningkatan ekspor produk kerajinan tas yang tumbuh sebesar 4,6%.
‘’Pada tahun 2013, total ekspor produk kerajinan tas di Kudus mencapai USD 1,1 juta dengan negara tujuan ekspor utama ke Arab Saudi, Dubai dan Malaysia. Dan pada 2016, ekspor produk kerajinan tas Kudus ditargetkan mencapai sekitar %-8% dengan nilai sekitar USD 1,6 juta - USD 2 juta,’’ terangnya.
Dia mengutarakan, nilai ekspor kerajinan tas di Kudus, terbilang masih sangat kecil, yakni kurang dari 1 persen dibandingkan permintaan kerajinan tas dunia. ‘’Bahkan dibandingkan dengan sejumlah kabupaten/kota lain, Kudus juga tercatat masih tertinggal. Padahal potensi Kudus di produk-produk kerajinan tangan daerah, sangat besar,’’ paparnya.
Dengan kondisi itulah, lanjut Masluri diamini Pratomo Setiaji Kom dan Arif Setiawan menambahkan, program IbPE UMK melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan, hendak mendorong agar pertumbuhan kerajinan produk tas meningkat, dan nilai ekspor di sektor ini juga meningkat pula.
‘’Ada beragam kegiatan yang telah kami lakukan melalui program IbPE ini, antara lain diskusi (sharing), kerja bengkel, operasional pabrik, pelatihan dan pendampingan baik individu maupun kelompok dan individu), Pengembangan desain produk, pelatihan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), manajemen pemasaran, manajemen produksi hingga manajemen keuangan (akuntansi),’’ terangnya. (Eros)